Kekurangan Star Rail dalam Customization Dibanding JRPG Lain

Kekurangan Star Rail dalam Customization Dibanding JRPG Lain – Halo Sobat Nicojimenez! Kekurangan Star Rail dalam Customization Dibanding JRPG Lain – Halo Sobat Gamer,
Customization atau kustomisasi adalah salah satu aspek penting dalam game RPG. Lewat sistem ini, pemain bisa mengekspresikan identitas, kreativitas, sekaligus memperdalam rasa keterikatan dengan karakter maupun dunia game. Banyak JRPG klasik maupun modern menjadikan customization sebagai elemen inti yang memperpanjang umur permainan.

Namun, meskipun Honkai Star Rail punya banyak keunggulan dalam narasi, audiovisual, dan gameplay turn-based, sistem customization-nya masih dianggap terbatas jika dibandingkan dengan JRPG lain. Mari kita ulas lebih dalam.


1. Minimnya Kustomisasi Visual Karakter

Di banyak JRPG, pemain diberikan opsi untuk mengubah penampilan karakter: mulai dari pakaian, aksesori, gaya rambut, bahkan ekspresi wajah. Game seperti Persona series atau Final Fantasy XIV (meski MMO) memberikan kebebasan besar dalam hal ini.

Di Star Rail, kustomisasi visual hampir tidak ada. Karakter tampil dengan desain fixed sesuai toto8000 bawaan pengembang, tanpa opsi outfit alternatif (kecuali beberapa skin khusus event yang sangat terbatas). Pemain tidak bisa memodifikasi detail visual kecil, sehingga variasi terasa monoton.


2. Relik sebagai “Customization” Masih Terasa Terbatas

Star Rail mencoba memberi ruang kustomisasi lewat Relic dan Light Cone. Namun, sistem ini lebih berfokus pada optimalisasi statistik, bukan pada ekspresi personal pemain.

  • Pemain cenderung memilih relic dengan stat “meta” tertentu.
  • Build karakter akhirnya homogen, karena pilihan terbaik sudah jelas.
  • Tidak ada kebebasan untuk membuat build unik dengan efek drastis seperti pada beberapa JRPG klasik.

Dengan kata lain, meski ada kesan kustomisasi, hasil akhirnya sering terjebak pada jalur yang sama karena efisiensi gameplay.


3. Kurangnya Interaksi dengan Lingkungan dalam Bentuk Customization

Banyak JRPG lawas maupun modern memberikan kesempatan kepada pemain untuk membangun atau mengatur sesuatu di dalam dunia game, misalnya:

  • Sistem base building (contoh: Suikoden dengan markas besar).
  • Sistem social link dan activity (contoh: Persona 5 dengan rutinitas harian).
  • Sistem crafting item atau equipment (contoh: Tales of series).

Star Rail, sayangnya, lebih linear. Astral Express sebagai “markas” terasa statis dan tidak bisa dikustomisasi oleh pemain. Lingkungan juga jarang bisa dimodifikasi atau dipersonalisasi.


4. Outfit dan Skin Terlalu Langka

Sobat mungkin memperhatikan bahwa skin alternatif di Star Rail sangat jarang. Sebagai game gacha modern, seharusnya ada lebih banyak opsi kustomisasi visual agar pemain bisa merasa karakter mereka berbeda dari milik orang lain.

Namun kenyataannya, skin hadir sangat terbatas dan biasanya eksklusif lewat event besar atau pembelian premium. Dibanding JRPG lain yang menyediakan berbagai variasi outfit dalam progres cerita, hal ini membuat pemain Star Rail merasa kurang variasi.


5. Tidak Ada Kustomisasi untuk Avatar Utama

Honkai Star Rail memperkenalkan Trailblazer sebagai avatar utama yang bisa digunakan sepanjang permainan. Sayangnya, meski karakter ini punya elemen berbeda (Physical, Fire, Imaginary, dsb.), opsi kustomisasi personalisasi masih minim.

  • Tidak bisa mengganti outfit sesuka hati.
  • Tidak ada opsi ekspresi wajah atau gaya rambut.
  • Hanya sebatas pergantian path/element, itu pun dalam kerangka yang sudah ditentukan.

Berbeda dengan JRPG lain yang memberi pemain kebebasan penuh pada avatar mereka, sistem ini terasa kaku.


6. Fokus pada Narasi Membatasi Customization

Salah satu alasan utama minimnya customization di Star Rail adalah fokus kuat pada storytelling sinematik. Karena karakter didesain sedetail mungkin untuk mendukung plot, pengembang tidak membuka ruang fleksibilitas visual maupun interaksi bebas.

Hal ini memang membuat cerita lebih solid, tapi sebagai konsekuensinya, pemain kehilangan aspek “personal ownership” terhadap karakter atau dunia.


7. Perbandingan dengan JRPG Lain

Mari kita lihat perbedaan mencolok:

  • Persona 5 → pemain bisa mengatur rutinitas harian, memilih aktivitas sosial, hingga memengaruhi hubungan antar karakter.
  • Dragon Quest IX → menawarkan kustomisasi karakter utama secara visual dan stat.
  • Suikoden Series → memungkinkan pemain mengisi markas dengan rekrutan berbeda yang mengubah fungsi dan suasana.
  • Final Fantasy tertentu → menyediakan sistem crafting, outfit, hingga skill tree kompleks.

Star Rail terlihat lebih sempit bila disejajarkan dengan ini.


Kesimpulan

Sobat, meski Honkai Star Rail punya banyak kekuatan dari sisi grafis, narasi, dan sistem turn-based modern, game ini masih punya kekurangan besar dalam aspek customization jika dibanding JRPG lain. Kekurangan itu terlihat pada:

  • Minimnya opsi kustomisasi visual.
  • Relik yang cenderung meta-oriented.
  • Tidak adanya fitur base building atau interaksi personal dengan lingkungan.
  • Skin/outfit yang sangat terbatas.
  • Avatar utama yang kurang bisa dipersonalisasi.

Bagi pemain yang menyukai kebebasan berekspresi dan personalisasi dalam game, Star Rail terasa lebih kaku dibanding JRPG klasik maupun modern. Namun, bagi Sobat yang lebih mengutamakan alur cerita dan presentasi sinematik, kekurangan ini mungkin bisa dimaklumi.

Leave a Comment